2/20/2013

Artikel Terkait

Ringkasan Semester 2 Bab 4

I. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL

A. PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL
Definisi menurut beberapa ahli:
  1. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, kelompok social sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
  2. Soerjono Soekanto, kelompok social adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi
  3. Hendropuspito, kelompok social sebagai suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.


Dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial adalah sekumpulan manusia yang memiliki persamaan cirri dan memiliki pola interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang, serta memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya

SYARAT KELOMPOK SOSIAL
  1. Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa ia bagian dari kelompok tsb.
  2. Adanya hubungan timbal balik antaranggota
  3. Adanya faktor pengikat, seperti kesamaan ideologi, kesamaan kepentingan atau kesamaan nasib
  4. Memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku
  5. Bersistem dan berproses
B. CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL
Merupakan kesatuan nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia lain
  1. Memiliki stuktur sosial yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu
  2. Memiliki norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya
  3. Memiliki kepentingan bersama
  4. Adanya interaksi dan komunikasi di antara para anggotanya
II. DASAR PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL
  • Faktor kepentingan yang sama (Common Interest)
Misalnya : kelompok arisan, kelompok seniman, kelompok olahragawan
  • Faktor darah dan keturunan yang sama (Common Ancestry)
Misalnya : kelompok keturunan Arab, kelompok keturunan Cina
  • Faktor geografis
Misalnya : masyarakat yang tinggal di daerah Pantai membentuk kelompok nelayan
  • Faktor daerah asal yang sama
Misalnya : KMJB (Keluarga Mahasiswa Jabar), Keluarga Besar Minang
III. MACAM-MACAM KELOMPOK SOSIAL
A. Klasifikasi menurut cara terbentuknya
1. Kelompok semu
Ciri-ciri kelompok semu :
- Tanpa rencana dan terbentuknya secara spontan
- Tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu
- Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-menerus
- Tidak ada kesadaran berkelompok
- Kehadirannya tidak konstan
a. Kerumunan
Bentuk-bentuk kerumunan
• Formal audience / khalayak penonton / pendengar resmi: mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan tetapi sifatnya sangat pasif
Contoh : penonton boiskop, hadirin suatu khotbah
• Planned expressive group : kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian tetepi mempunyai persamaan tujuan serta kepuasan yang dihasilkan
Contoh : orang yang berdansa, berpesta dan berekreasi
• Inconvenient causal crowds: kerumunan yang bersifat terlalu sementara yang ingin mempergunakan fasilitas-fasilitas sama
Contoh : orang antri karcis, orang yang menunggu bis
• Panic causal crowds / kerumunan panik: orang-orang dalam keadaan panik yang sedang berusaha menyelamatkan dari suatu bahaya
• Spectator causal crowds / kerumunan penonton : terjadi karena orang-orang ingin melihat suatu peristiwa tertentu, hampir sama dengan khalayak penonton tetapi kerumunan penonton tanpa direncanakan
• Acting lawless crowds / acting mob / kerumunan emosional : mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma- norma social
• Immoral lawless crowds / kerumunan tak bermoral : segala tindakannya berlawanan dengan norma-norma pergaulan hidup
b. Massa
Ciri-ciri massa
• Terdiri dari orang-orang dalam segala lapangan dan tingkatan sosial
• Anonim dan heterogen
• Tidak terdapat interaksi dan interelasi
• Tidak mampu bertindak secara teratur
• Adanya sikap yang kurang kritis, gampang percaya pada pihak lain, amat sugestible (mudah dipengaruhi)
c. Publik
Ciri-ciri publik (khalayah ramai)
• Kelompok yang tidak teratur
• Interaksi secara tidak langsung melalui media massa
• Perilaku publik didasarkan pada perilaku individu
• Anonim dan terdiri atas berbagai lapisan masyarakat
• Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah
• Minat yang sama tersebut belum tentu mempunyai opini atau pendapat yang sama terhadap suatu masalah
• Berusaha menguasai masalah tsb
• Adanya kecenderungan mereka berfikir rasional
2. Kelompok nyata 
a. Statistical Group (Kelompok Statistik)
Ciri-ciri kelompok statistik
• Tidak direncanakan, tidak disengaja, tidak berarti sangat mendadak / spontan tetapi sudah terbentuk dengan sendirinya
• Tidak terhimpun dan tidak terorganisir dalam wadah tertentu
• Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-menerus
• Tidak ada kesadaran berkelompok
• Kehadirannya konstan
b. Societal Group (Kelompok Sosieta)
Ciri-ciri kelompok sosieta
• Tidak direncanakan, tidak sengaja, terbentuk dengan sendirinya
• Kemungkinan terhimpun dalam suatu wadah tertentu
• Kemungkinan terjadi interaksi, interrelasi, atau komunikasi
• Kemungkinan terjadi kesadaran kelompok
• Kehadirannya konstan
c. Social Group (Kelompok Sosial)
Sering disamakan dengan masyarakat dalam arti khusus. Terbentuk karena adanya unsure-unsur yang sama, seperti tempat tinggal, pekerjaan yang sama, kedudukan yang sama, atau kegemaran yang sama.
Memiliki anggota yang berinteraksi dan melakukan komunikasi secara terus menerus.
Contoh: tetangga, teman
d. Associational Group (Kelompok Assosiasi)
Ciri-ciri kelompok asosiasi
• Direncanakan atau sengaja dibentuk
• Terorganisir secara nyata dalam suatu wadah
• Ada interaksi dan interrelasi serta komunikasi secara terus-menerus
• Adanya kesadaran kelompok yang kuat
• Kehadirannya konstan
Contoh: dalam lembaga pendidikan, kesatuang angkatan bersenjata
B. Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antaranggota
Menurut Ferdinand Tonnies:
a. GEMEINSCHAFT (PAGUYUBAN)
Kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal
Bentuk gemeinschaft
• Gemeinschaft by blood (ikatan darah)
Contoh : keluarga , kelompok kekerabatan
• Gemeinschaft of place ( tempat)
Contoh : Rukun Tetangga, Rukun Warga
• Gemeinschaft of mind (dasar ideologi): terdiri dari individu yang memiliki jiwa dan pikiran yang sama karena ideologi yang sama
b. Gesselscaft (patembayan) :
ikatan lahir yang bersifat pokok untuk waktu yang yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan bersifat sebagai suatu bentuk pikiran belaka
Ciri-ciri gesselshaft :
• Hubungan terbatas pada urusan tertentu
• Hubungan antar peran dan status
• Bersifat publik life
C. Klasifikasi kelompok sosial menurut pencapaian tujuan
  1. Kelompok formal : memiliki peraturan tegas dan sengaja dibuat oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antaranggotanya
  2. Kelompok informal : terbenhtuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan merasa memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama
D. Klasifikasi menurut pendapat Merton
  • Membership group
merupakan kelompok social yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut
  • Reference group
kelompok social yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan.
E. Klasifikasi menurut sudut pandang individu
  1. In group (kelompok sendiri. kelompok social tempat individu mengidentifikasikan dirinya
  2. Out group (kelompok luar). kelompok yang menjadi lawan in group, menjadi dasar munculnya sikap etnosentris
F. Klasifikasi menurut kualitas hubungan antar anggota
  • Kelompok primer
Suatu kelompok yang hubungan antar anggota saling mengenal dan bersifat informal
  • Kelompok sekunder
suatu kelompok yang hubung antaranggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat.

ARTIKEL SOSIOLOGI

 Apa itu Sosiologi ?
Sosiologi berasal dari bahasa latin socius yang mempunyai arti kawan/teman dan logos yang berarti ilmu pengetahuan/pikiran. Jadi dilihat dari akar katanya sosiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pergaulan hidup socius dengan socius (teman dengan teman), yaitu hubungan antara seseorang dengan seseorang, perseorangan dengan golongan atau golongan dengan golongan
Karena pergaulan hidup manusia disebut juga masyarakat maka sosiologi diartikan juga sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat manusia dan tingkah laku manusia di beberapa kelompok yang membentuk masyarakat.
II.Pra Sosiologi
Pada pra sosiologi yaitu sebelum sosiologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri, sudah cukup banyak filsuf yang mengkaji tentang masyarakat, misalnya Aristoteles dengan bukunya 'Republica' dan Plato dengan bukunya yang berjudul 'Politeia'. Mereka dalam mengkaji masyarakat biasanya dikaitkan dengan kajian tentang Negara. Oleh karena itu, kajian tentang masyarakat selanjutnya banyak dilakukan oleh para filsuf di bidang politik.
Pemikir Politik, Thomas Hobbes (1588-1679), berusaha menjelaskan bahwa individu-individu itu selalu berperang sehingga tidak terbentuk suasana tenang. Untuk mencapai ketenangan maka dibuatlah kesepakatan-kesepakatan diantara mereka.
Pemikir lainnya, Jhon Locke (1632-1704), dengan idenya tentang masyarakat yang dicita-citakan berpendapat bahwa sudah kodratnya manusia dilahirkan mempunyai sejumlah hak. Akan tetapi, pada kenyataannya sering kali tidak dimiliki karena hubungan yang timpang antara penguasa dan rakyat. Untuk mengatasi ketimpangan ini maka dibuatlah kesepakatan diantara mereka.
Jean Jacques Rousseau (1712-1778) berpendapat bahwa individu dilahirkan dalam keadaan bebas. Namun seringkali individu tersebut terbelenggu oleh penguasa. Untuk mendapatkan kebebasannya, maka dibuatlah kesepakatan diantara mereka.
Dari ide dan pendapat para pemikir politik tersebut di atas nampak bahwa ide tentang masyarakat sudah dimasukkan ke dalam kajian mereka.
III.August Comte (1798-1857)
August Comte adalah seorang filsuf dari Perancis yang sering kali disebut sebagai peletak dasar bagi ilmu Sosiologi. Dan dia pula-lah yang memperkenalkan nama 'Sociology'.
Salah satu sumbangan terpenting Comte adalah pendapatnya tentang hukum 3 jenjang :
1. Jenjang Teologis, dimana pada jenjang ini manusia berusaha menjelaskan gejala yang terjadi di sekitarnya sebagai sesuatu yang bersifat adikodrati
2. Jenjang Metafisik, jenjang dimana manusia mengacu pada kekuatan metafisik atau abstrak.
3. Jenjang Positiv, jenjang dimana gejala alam dan sosial berdasarkan hukum ilmiah. Sehubungan dengan pandangan ini maka dia dikenal pula sebagai tokoh positivisme.
Dalam kerangka pandang positivisme, Comte berpendapat bahwa sosiologi harus bersifat ilmiah, dimana para sosiolog harus menggunakan metode observasi yang sistematik, eksperimen dan analisis yang bersifat historis komparatif.
Ide lainnya yang sangat terkenal adalah ide tentang pembagian kajian masyarakat ke dalam 'social static' dan 'social dynamic'. Sosial statik merujuk kepada aspek-aspek sosial yang harus selaras dengan tatanan dan stabilitas sosial yang memungkinkan masyarakat berada dalam kebersamaan. Misalnya acara-acara adat istiadat yang memungkinkan masyarakat berada dalam kebersamaan.
Sementara sosial dinamik merujuk kepada aspek-aspek kehidupan sosial yang sejalan dengan perubahan sosial dan membentuk pola-pola perkembangan kelembagaan. Contohnya adalah tentang bagaimana pengaruh masuknya listrik pada suatu desa terhadap perilaku dan gaya hidup warga desa tersebut.
IV.Teori Bunuh Diri Durkheim
Dalam karya terkenalnya 'Le Suicide' (1897), Durkheim melihat tindakan individu dilatarbelakangi oleh faktor-faktor sosial. Dengan membandingkan data statistik dari masyarakat yang berbeda-beda, Durkheim menunjukkan bahwa ada keteraturan dalam pola-pola bunuh diri.
(1) Bunuh diri Fatalistik. Dilakukan oleh sekelompok orang yang mana dibelakangnya ada kontrol berlebihan, seperti dalam masyarakat budak.
(2) Bunuh diri Altruistik. Terjadi dalam masyarakat yang mempunyai ikatan sosial yang kuat. Bunuh diri ini dilakukan demi kelompok, hampir seperti bunuh diri ritual Jepang 'Seppuku', yang dilakukan ketika kekacauan melanda masyarakat.
(3) Bunuh diri Anomik. Hal ini terkait dengan apa yang disebut 'Anomie' atau keadaan dimana anda tidak tahu tempat yang tepat bagi anda, seperti menjadi tunawisma atau yatim piatu. Anda merasa tidak punya apa-apa dan ini berarti berada dalam keadaan tanpa norma dan peraturan yang membimbing dalam kehidupan sosial sehari-hari.
(4) Bunuh diri Egoistik. Bunuh diri dimana individu mengupayakan 'penyelamatan serius' terhadap dirinya, misalnya ingin menghindari permasalahan hutang atau percintaan

MOBILITAS SOSIAL

a. Proses Terjadinya Mobilitas Sosial
    
     Secara etimologis, kata mobilitas sosial berasal dari bahasa Latin, yaitu
mobilis yang artinya mudah dipindahkan atau banyak bergerak. Mobilitas terjadi ketika seseorang berpindah dari suatu posisi ke posisi lain, baik antarlapisan sosial berbeda maupun dalam lapisan sosial yang sama.
      Terjadinya mobilitas sosial berkaitan dengan hal-hal yang dianggap berharga dalam masyarakat. Oleh karena itu, kepemilikan atas hal-hal tersebut akan menjadikan seseorang menempati posisi atau kedudukan yang lebih tinggi. Akibatnya, dalam masyarakat terdapat penggolongan yang memengaruhi struktur sosial. Hal-hal tersebut antara lain kekuasaan, kehormatanm ilmu pengetahuan, dan kekayaan.



B. Jenis – jenis mobilitas sosial

    Mobilitas sosial berdasarkan tipe


    Mobilitas sosial vertikal

Perpindahan individu atau objek dari suatu kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat.

Dibedakan menjadi 2 :

1. mobilitas sosial naik ( social climbing mobility atau upward mobility )
Dua bentuk social climbing :
-         masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi
-         membentuk kelompok baru dan mendapatkan posisi yang lebih tinggi
            contoh : Pak Andi yang berkedudukan sebagai Office Boy (OB) diangakat
                           pangkatnya menjadi ketua HRD di kantor tempat Ia bekerja.

     2.mobilitas sosial turun ( social sinking mobility atau downward mobility )
     Dua bentuk social sinking :
-         trurunya kedudukan
-         turunnya derajat kelompok
     contoh :  Bu Rena yang berkedudukan sebagai Dirut (Direktur Utama) di
                    kantornya tetapi karena Ia depresi maka ia diturunkan menjadi
                    pegawai biasa di kantornya.

 

Mobilitas sosial horizontal

Peralihan individu atau kelompok sosial dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Contoh : Pak Dedi seorang penjual mie ayam, suatu ketika Ia memutuskan untuk
               Berganti profesi menjadi seorang penjual soto. Pekerjaan Pak Dedi ber-
               ubah anamun status sosialnya tetap pada derajat yang sama.


    Mobilitas  sosial lateral

Mobilitas ini disebut pula mobilitas geografis.
Perpindahan orang-orang, baik secara perorangan maupun kelompok, dari satu unit wilayah ke wilayah lain dan secara tidak langsung mengubah status sosial seseorang.
Contoh : transmigrasi,urbanisasi dan migrasi.


    Mobilitas struktural

Menurut Bassis, mobilitas ini disebabkan oleh inovasi teknologi, urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, peperangan, dan kejadian-kejadian lainnya yang mengubah struktur dan jenis kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Contoh : berubahnya pekerjaan suatu masyarakat dari masyarakat agraris ke masyarakat industri.





    Mobilitas sosial berdasarkan ruang lingkup


    mobilitas intragenerasi

 Mengacu pada mobilitas sosial yang dialami seseorang selama masa hidupnya. Mobilitas intragenerasi merupakan mobilitas vertikal dalam generasi itu sendiri. Dengan kata lain, mobilitas intragenerasi terjadi pada diri seseorang. Dalam tipe mobilitas intragenerasi terjadi pula mobilitas ke atas dan bawah. Oleh karena itu, mobilitas tipe ini dapat terjadi dalam dua bentuk sebagai berikut.
1). Mobilitas intragenerasi ke atas, misalnya pangkat naik dari golongan IVA ke golongan IVB.

2). Mobilitas intragenerasi ke bawah, misalnya pangkat seorang prajurit yang diturunkan karena ia melaukan tindakan indisiplinier.

    mobilitas antargenerasi

Mobilitas antargenerasi adalah perbedaan status yang dicapai seseorang dari status orang tuanya. Mobilitas antargenerasi merupakan mobilitas vertikal yang tidak hanya melibatkan dari individu, tetapi terjadi dalam dua generasi. Dalam tipe mobilitas antargenerasi, terjadi pula mobilitas yang naik dan turun sehingga mobilitas antargenerasi dapat terjadi dalam dua bentuk berikut.

1). Mobiitas antargenersi ke atas, misalnya seorang anak menjadi dokter, sementara ayahnya dahulu hanyalah petani miskin.

2). Mobilitas antargenerasi kebawah, misalnya seorang anak menjadi karyawan biasa, sementara ayahnya dahulu adalah seorang pengusaha yang memiliki banyak karyawan.





C. Faktor-faktor mobilitas sosial

v     Faktor-faktor yang mendorong mobilitas sosial adalah :
a. status sosial
b. situasi politik
c. pembagian kerja
d. komunikasi yang bebas
e. perubahan kondisi sosial
f. pertumbuhan penduduk
g. tingkat fertilitas
h. ekspansi teritorial gerak populasi

v     Cara-cara yang dilakukan untuk melakukan mobilitas sosial, khususnya mobilitas sosial vertikal ke atas adalah :
a. perubahan standar hidup
b. perubahan tempat tinggal
c. perubahan tingkah laku
d. perkawinan
e. bergabung dengan organisasi teretntu

v     Faktor-faktor yang menhgambat mobilitas sosial adalah :
a. perbedaan ras dan kepercayaan
b. diskriminasi kelas
c. kemiskinan
d. pengaruh sosialisasi yang sangat kuat
e. perbedaan jenis kelamin




D. Saluran-saluran mobilitas sosial

v     Saluran-saluran mobilitas sosial adalah :
a. angkatan bersenjata
b. lembaga-lembaga keagamaan
c. lembaga pendidikan sekolah
            d. organisasi atau perserikatan ekonomi
            e. organisasi keahlian

E. dampak mobilitas sosial

v     Akibat-akibat mobilitas sosial :
a. mendorong seseorang untuk maju
b. mempercepat perubahan sosial
c. menimbulakn kecemasan dan ketegangan
d. keretakan hubungan dalam kelompok
e. menimbulkan pertentangan atau konflik seperti:
   - antarpribadi,antarkelas,antar kelompok dan antargenerasi


SOAL MOBILITAS SOSIAL

    Pilihan Ganda


    Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan sosiekonomi yang mengubah atatus sosial seseorang dalam masyarakat. Pernyataan ini dikemukakan oleh...

a. Kimball Young
b. Raymond W. Mack
c. H. Edward Ransford
d. Michael S. Bassis
e. William Kornblum

    Seorang OB yang bekerja keras sehingga ia diangkat menjadi pegawai bagian HRD merupakan contoh mobilitas...

a. horizontal
b. vertikal
c. struktural
d. lateral
e. kultural

    Faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial yang menyebabkan terjadinya mobilitas masyarakat Minang ke Jawa adalah...

a. kondisi ekonomi yang berubah secara cepat
b. ledakan penduduk
c. keinginan berusaha
d. tuntutan budaya
e. kondisi lingkungan


    Perpindahan yang disebabkan oleh inovasi teknologi, urbanisasi, pertumbuhan ekonomi,peperangan, atau kejadian-kejadian lain yang menyebabkan perubahan struktur dan jenis kelompok dalam masyarakat merupakan pengertian dari mobilitas...

a. vertikal
b. horizontal
c. lateral
d. struktural
e. kultural

    Berikut ini adalah faktor-faktor yang mendukung mobilitas sosial, kecuali...

a. ras dan agama
b. situasi politik
c. pertumbuhan penduduk
d. tingkat pendapatan (ekonomi)
e. pertumbuhan penduduk

    Pak Jaya mengalami kebangkrutan usaha setelah pemerintah menaikkan TDL listrik 400% untuk industri, sehingga para karyawannya banyak yang terkena PHK. Contoh tersebut adalah mobilitas..

     a. horizontal
     b. vertikal naik
     c.  vertikal turun
     d. antargenerasi
     e. intragenerasi

7.  Pranata sosial yang sering di sebut sebagai social elevator adalah...
     a. lembaga bersenjata
     b. lembaga politik
     c. lembaga keagamaan
     d. lembaga pendidikan
     e.  lembaga ekonomi

8.   Kiki adalah seorang penyanyi pop terkenal demikian pula dengan adiknya, Sisi. Kasus tersebut merupakan contoh mobilitas...
a. vertikal turun antargenerasi
b. horizontal antargenerasi
c. vertikal naik antargenerasi
d. vertikal naik intragenerasi
e. horizontal intragenerasi

    Cara yang efektif untuk melalukan mobilitas vertikal ke atas pada masyarakat modern adalah...

a. memperbanyak harta
b. bencana alam
c. memilih pekerjaan yang cocok
d. menjadi anggota politik
e. menguasai keahlian tertentu

10.  Pada dasarnya, unsur yang berpindah pada mobilitas sosial adalah...
a. situasi sosial
b. interaksi sosial
c. hubungan sosial
d. strata



 2. Isian


1.      Perpindahan individu,keluarga,atau kelompok sosial dari suatu lapisan  ke lapisan sosial lainnya disebut...

2.      Seorang kepala dusun yang diangkat menjadi kepala desa merupakan contoh mobilitas...

3.      Mobilitas individu atau kelompok dari suatu wilayah ke wilayah yang lebih menguntungkan secara ekonomis merupakan contoh mobilitas...

4.      Pada dasarnya, unsur yang berpindahpada mobilitas sosial adalah...

5.      Pranata yang disebut sebagai social elevator adalah...

6.      Berdasarkan tipe, mobilitas sosial dibedakan menjadi empat, yaitu...

7.     Cara efektif untuk melakukan mobilitas vertikal ke atas pada masyarakat modern adalah...

8.      Perpindahan individu atau kelompok dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat disebut...

9.      Doni bersala dari kelas sosial bawah karena ia tekun, rajin bekerja dan hemat, ia dapat meningkatkan status sosialnya dan hidup berkecukupan. Hal ini termasuk mobilitas...

10.  saluran-saluran mobilitas sosial vertikal, khususnya ke atas, yang paling efektif dan banyak dipergunakan oleh masyarkat

DIFERENSIASI SOSIAL

Diferensiasi Sosial

1.    Pengertian Diferensiasi Sosial
     Masyarakat dibentuk oleh sekumpulan individu yang masing-masing mempunyai potensi atau kemampuan yang berbeda-beda. Keanekaragaman individu yang saling berinteraksi ini disebut dengan ”perbedaan sosial”. Diferensiasi sosial adalah proses penempatan orang-orang dalam berbagai kategori sosial yang berbeda, yang didasarkan pada perbedaan-perbedaan yang diciptakan secara sosial. Menurut Soerjojo Soekanto, diferensiasi sosial adalah variasi pekerjaan, prestise, dan kekuasaan kelompok dalam masyarakat, yang dikaitkan dengan interaksi atau akibat umum dari proses interaksi  sosial yang lain.

     Diferensiasi sosial terjadi akibat pola interaksi individu yang memiliki ciri-ciri fisik dan non fisik berbeda-beda, meliputi:
a.   Ciri fisik,  seperti bentuk dan tinggi tubuh, raut muka, warna kulit, warna rambut dan lain-lain.
b.  Ciri Sosial, seperti organisasi-organisasi tertentu yang membatasi keanggotaan hanya pada tingkat-tingkat tertentu pula dalam masyarakat.
c. Ciri budaya, seperti adanya anggapan bahwa budaya dan gelar kesarjanaan luar negeri lebih baik daripada yang dalam negeri. Dalam lingkup yang lebih luas meliputi bentuk organisasi, kebiasaan dan sistem nilai budaya lainnya.

     Diferensiasi sosial merupakan karakteristik sosial yang membuat individu atau kelompok terpisah dan berbeda satu sama lain. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
a.    Usia
b.   Gender (jenis kelamin)
c.    Latar belakang etnik

2.    Faktor-faktor pembentuk ketidaksamaan Sosial
     Kalau kita amati, dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui adanya pembedaan antara kaum pria dan wanita (jenis kelamin), jenis pekerjaan, suku bangsa, ras dan agama. Hal itu menunjukkan adanya keanekaragaman dalam masyarakat yang penggolongannya bukan atas dasar tinggi rendahnya penggolongan tersebut, tetapi lebih ditekankan pada klasifikasi masyarakat secara horisontal. Artinya tidak ada golongan yang lebih rendah atau lebih tinggi akibat dari penggolongan tersebut.

      Diferensiasi sosial masyarakat ditandai dengan adanya perbedaan faktor-faktor sebagai berikut.
a.   Perbedaan Ciri-ciri fisik
     Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri fisik tertentu yang mendasari lahirnya pembagian ras, seperti bentuk kepala, bentuk badan, warna kulit, warna rambut dan warna mata. Menurut Andre Ketzsus, berbagai ciri fisik dapat dikemukakan sebagai berikut.
1)   Bentuk kepala, dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a)   Dolichepalis (kepala bertengkorak panjang)
b)   Meshochepolis (kepala bertongkorak sedang)
c)    Branehyshepalis (kepala bertengkorak pendek)
2)  Bentuk badan, yang menjadi dasar pembeda adalah bahwa manusia dewasa mempunyai ketinggian rata-rata 150-178 cm sehingga seseorang yang memiliki ketinggian lebih dari 178 cm dan kurang dari 150 cm masuk dalam golongan tersendiri.
3)   Bentuk hidung, meliputi.
      a)   Jepthorine (hidung sempit atau kecil)
      b)    Mesosorshine ( hidung sedang) dan
      c)    Platirhina (hidung lebar dan besar)
4)   Bentuk rambut yang dibagi menjadi tiga, yaitu.
            a)    Leiotris (rambut lurus) dimiliki orang tionghoa, dan eskimo (Mongoloid
                    dan Kaokosoid).
b)  Cyimotris (rambut halus dan pirang), dimiliki oleh etnis dari ras Nordic, Alpine dan Medetranian.
   c)   Ulotris (rambut gimbal) dimiliki sebagian ras Negroid di benua Afrika
          dan Ras Malenesia
5)    Warna kulit, menurut F. J Blumenbach, dikelompokkan menjadi lima, yaitu sebagai berikut.
a)      Kulit putih, dimiliki ras Kaukososid
b)      kulit hitam, dimiliki oleh ras dari Negroid, malenesian, dan Polynesian
c)      Kulit sawo matang, dimiliki ras Malayan Mongoloid.
d)     kulit Kuning, dimiliki ras Asiatic Mongoloid dan Eskimo.
e)      kulit Merah, dimiliki ras orang-orang Indian dn penduduk asli benua Amerika.
6)    Warna Mata, meliputi warna hitam, biru dan coklat serta abu-abu.

b.   Perbedaan Ciri-ciri sosial
     Perbedaan ini berkaitan dengan status dan peranan warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, ditentukan pula oleh perbedaan mata pencaharian, prestise dan kekuasaan. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan penghasilan sehingga menimbulkan kesan adanya tingkatan tinggi rendah walaupun sebenarnya tidak menunjukkan adanya kelas-kelas sosial tetapi terwujud dengan adanya perbedaan, seperti perbedaan antara petani, pedagang, karyawan, pegawai negeri, polisi dan TNI.

c.   Perbedaan Ciri-ciri Budaya
     Perbedaan pada faktor ini, berhubungan adanya perbedaan pandangan hidup suatu masyarakat yang menyangkut pelaksanaan nilai, norma, sistem religi, sistem kekerabatan. Bahasa yang dipakai, kesenian, etos kerja, tehnologi, sistem kemasyarakatan, juga pakain adat.

3.    Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial
      Berdasarkan bentuknya diferensiasi sosial dapat dibedakan sebagai berikut.
a.   Diferensiasi berdasarkan ras
      Ras adalah kategori individu yang secara turun temurun meiliki ciri-ciri fisik dan biologis tertentu yang sama. Ras adalah pengertian biologis dan bukan pengertian sosio kultural. Artinya, apabila kita menyebut suatu kelompok ras, maka yang kita kemukakan adalah ciri-ciri fisik, bukan sifat mental atau sifat kebudayaan. Ilmu yang mempelajari ras-ras manusia dinamakan Somatologi.

     A.L. Kroeber membuat klasifikasi ras di dunia sebagai berikut.
1)   Austroloid : penduduk asli Australia (Aborigin)
2)   Mongoloid
o   Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, Asia Timur)
o   Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, penduduk asli Taiwan)
o   American Mongoloid (Penduduk asli Amerika)
3)    Caucasoid
o   Nordic (Eropa Utara, sekitar laut Baltik)
o   Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur)
o   Mediteranian (sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran)
o   Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Srilanka)
4)    Negroid
o   African Negroid (Benua Afrika)
o   Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya, yang dikenal sebagai orang Semang, Filipina)
o   Melanesian (Irian, Melanesia)
5)  Ras-ras Khusus (tidak dapat diklasifikasikan ke dalam empat ras pokok)
o   Bushman (Gurun Kalahari – Afrika Selatan)
o   Veddoid (Pedalaman Srilanka dan Sulawesi Selatan)
o   Polynesian (Kepulauan Mikronesia dan Polynesia)
o   Ainu (di pulau Karafutu dan Hokaido – Jepang)

b.   Diferensiasi Sosial berdasarkan agama
       Suatu bentuk pengelompokkan masyarakat berdasarkan perbedaan agama yang dianut oleh seseorang. Berdasarkan agama yang dipeluk oleh seseorang atau kelompok, maka manusia dapat dibedakan atas golongan-golongan agama. Misalnya kelompok masyarakat penganut agama Islam dinamakan golongan Islam. Begitu pula dengan golongan Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.

c.   Diferensiasi Sosial berdasarkan Klan
       Suatu bentuk pengelompokkan masyarakat berdasarkan perbedaan diferensiasi sosial latar belakang kekerabatan seseorang yang terdiri atas satu nenek moyang yang dilihat melalui garis keturunan. Klen adalah suatu kelompok kekerabatan yang terdapat dalam masyarakat dengan menarik garis keturunan secara unilateral, yaitu melalui garis dari pihak ibu (matrilineal) saja, atau dari pihak bapak (patrilineal) saja.
      Dalam keterkaitan dengan perkawinan, klen bersifat eksogami, artiya anggota-anggota dari satu klen tidak boleh kawin-mengawini di dalam klen itu sendiri. Jadi, harus mencari jodoh ke klen lain.

d.   Diferensiasi sosial berdasarkan jenis kelamin
     Suatu bentuk pengelompokkan masyarakat dilhat berdasarkan perbedaan jenis kelamin yang dimiliki seseorang. Jenis kelamin merupakan kategori sosial yang diperoleh manusia sejak lahir.
      Para Sosiolog berkeyakinan bahwa secara biologis pria tidak lebih tinggi daripada wanita dalam merebut kesempatan yang berhubungan dengan ekonomi, hak istimewa, dan prestise.

e.   Diferensiasi sosial berdasarkan profesi
     Suatu bentuk pengelompokkan masyarakat berdasarkan diferensiasi jenis profesi atau pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang. Profesi akan terbentuk kalau berbagai kelompok hanya mengerjakan satu tugas tertentu Di masyarakat dapat dijumpai berbagai macam profesi seperti petani, nelayan, peternak, tukang, dokter dan sebagainya.

f.   Diferensiasi sosial berdasarkan suku bangsa
     Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial yang lain karena mempunyai ciri-ciri yang paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal usul, tempat asal, dan kebudayaan.
Ciri-ciri yang paling mendasar itu antara lain :
1)   Tipe fisik yang sama
2)   Bahasa daerah yang sama
3)   Adat istiadat yang sama, termasuk hukum adatnya
4)   Kesenian yang sama.

4.   Faktor-faktor penyebab diferensiasi sosial masyarakat Indonesia.
a.    Keadaan Geografis Wilayah Indonesia
      Fakta-fakta yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai beikut:
1)            Indonesia mempunyai 17.508 pulau besar dan kecil yang tersebar di seluruh wilayah teritorialnya; Masing-masing pulau dipisahkan oleh laut atau selat sepanjang ekuator dari 6 LU – 11 LS dan 95 BT – 141 BT. Keadaan tersebut menyebabkan nenek moyang bangsa Indonesia harus menetap di daerah yang terpisah-pisah satu sama lain sehingga tumbuh menjadi satu kesatuan yang masing-masing berbeda corak kehidupan dan kebudayaannya.
2)            Letak indonesia di antara dua benua dan dua samudra
          Faktor ini menyebabkan terciptanya kemajemukan agama. Seperti masuknya pengaruh agama Hindu dan Budha yang pertama kali masuk, disusul agama Islam di abad 13, agama katolik pada abad 16 yang dibawa oleh orang-orang Portugis dan kemudian agama Kristen protestan yang dibawa orang-orang Belanda.
3)            Perbedaan iklim dan kesuburan tanah
         Faktor ini menciptakan diferensiasi regional dalam bentuk perbedaan mata pencaharian penduduk, perbedaan tehnologi, perbedaan peralatan hidup dan sistem sosial.

PENGERTIAN : Asosiatif dan Disosiatif

PENGERTIAN HUBUNGAN SOSIAL

Hubungan sosial adalah hubungan antar manusia yang terikat dalam suatu wadah yang disebut masyarakat.
Masyarakat selalu mengalami perubahan dan perkembangan hal ini terjadi karena para warganya mengadakan hubungan satu dengan lainya baik dalam bentuk perorangan maupun kelompok sosial. Sebelum hubungan-hubungan tersebut mempunyai bentuk yang kongrit, terlebih dahulu akan dialami suatu proses kearah bentuk kongrit yang sesuai dengan nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat .

Hubungan sosial dapat dibedakan menjadi 2 , yaitu proses yang asosiatif dan disosiatif . Hubungan sosial asosiatif merupakan hubungan yang bersifat positif artinya hubungan ini dapat mempererat atau memperkuat jalinan atau solidaritas kelompok. Adapun hubungan sosial disosiatif merupakan hubungan yang bersifat negatif , artinya hubungan ini dapat merenggangkan atau menggoyahkan jalinan atau solidaritas kelompok yang telah terbangun.

Menurut Soejono Soekanto, dalam hubungan antara manusia satu dengan manusia lainnya, yang paling penting adalah reaksi uang timbul sebagai akibat hubungan sosial. Reaksi tersebutlah yang menyebabkan tindakan seseorang menjadi bertambah luas. Dalam memberikan reaksi tersebut ada kecenderuang manusia untuk memberikan eserasian dengan tindakan-tindakan orang lain. Hal ini terjadi karena sejak manusia dilahirkan sudah mempunyai 2 hasrat utama, yaitu:

1.Hasrat untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya
2.Hasrat untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitar.

Ada 2 jenis hubungan sosial yang terjadi di masyarakat, yaitu

1. Hubungan individu dengan kelompok dalam masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat pada hakekatnya merupakan hubungan fungsional, artinya hubungan antar individu dalam suatu kolekyiva merupakan kesatuan yang terbuka dan keterguntungan antara satu dengan lainnya. Alasan utama terjadinya kondisi ini adalah bahwa individu dalam hidupnya senantiasa menghubungkan dan kepuasaannya pada orang lain.


2. Hubungan antar kelompok dalam masyarakat ( intergroup relations)
yaitu hubungan antar dua kelompok atau lebih yang mempunyai ciri


Definisi dan Ciri-Ciri Kelompok Sosial

A.   Definisi Kelompok Sosial
Kelompok sosial mengandung pengertian suatu kumpulan dari individu-individu yang saling berinteraksi sehingga menumbuhkan perasaan bersama.
Berikut ini adalah engertian kelompok sosial dari beberapa ahli.
a.       Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, istilah kelompok sosial diartikan sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
b.      Menurut George Homans, kelompok adalah kumpulan individdu yang melakukan kegiatan, interaksi dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan secara timbal balik.
c.       Menurut Soerjono Soekanto, kelompok adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi. Suatu himpunan manusia dikatakan kelompok sosial apabila memenuhi persyaratan berikut ini :
ü  Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa dia bagian dari kelompok tersebut.
ü  Memiliki struktur sosial sehingga kelangsungan hidup kelompok tergantung pada kesungguhan para anggotanya dalam melaksanakan perannya.
ü  Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya.
ü  Memiliki kepentingan bersama.
ü  Adanya interaksi dan komunikasi diantara anggotanya.
2.      Ciri-ciri Kelompok Sosial
Ciri-ciri kelompok sosial tersebut adalah sebagai berikut :
ü  Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
Suatu kelompok sosial akan dapat dibedakan dengan kelompok sosial yang lain, misalnya kelompok formal dengan informal.
ü  Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
Setiap anggota dalam kelompok sosial tentunya memiliki peran masing masing, baik itu secara tertulis atau secaratidak tertulis
ü  Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
Dalam hubungan antar anggota dalam suatu kelompok sosial ada norma, hukum, peraturan, maupun kode etik sesuai dengan jenis kelompok sosialnya.
ü  Memiliki kepentingan bersama
Kelompok sosial terbentuk pastinya ada tujuan yang melatarbelakangi yang salah satunya adalah kesamaan kepentingan, sehingga diharapkan dengan kepentingan yang sama tersebut dapat diusahakan secarabersama-sama.
ü  Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan adanya komunikasi sosial dan interaksi sosial. Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial, masing-masing individu dapat menyampaikan ide/ gasannya demi mencapai tujuan bersama dalam kelompok sosial tersebut.  Maka kelompok sosial dapat dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu kelompok sosial kecil dan kelompok sosial besar.
B.     Faktor Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial
            Pada proses pembentukan kelompok sosial pun demikian, ada faktor-faktor tertentu yang mendorong manusia untuk membentuk dan bergabung dalam suatu kelompok sosial tertentu. Adapun dorongan tersebut antara lain :
a.         Dorongan untuk mempertahankan hidup
Dengan manusia membentuk atau bergabung dengan kelompok sosial yang telah ada, maka secara tidak langsung manusia tersebut telah berusaha mampertahankan hidupnya, karena kebutuhan hidupnya  tidak mungkin akan terpenuhi dengan hidup menyendiri. Selain itu dengan adanya kelompok sosial, hubungan manusia semakin luas sehingga kemanapun ia pergi akan senantiasa merasa aman.
b.        Dorongan untuk meneruskan keturunan
Tidak dapat dipungkiri bahwa semua makhluk hidup mempunyai sifat alamiah yang sama, yakni meneruskan keturunan. Dengan kelompok sosial itulah seseorang akan menemukan pasangannya masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan untuk meneruskan keturunan ini dapat tercapai
c.         Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
Di era modern seperti sekarang ini manusia dituntut untuk melakukan pekerjaan yang efektif dan efisien dan memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu dengan adanya kelompok sosial akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Misalnya pada kelompok formal, dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka pekerjaan yang dihasilkan akan dapat maksimal.
 ke suatu tempat dan bertemu dengan orang yang sama-sama merantau dan berasal dari daerah yang sama, maka orang tersebut merasa ada ikatan batin, meskipun semula belum saling mengenal ketika
C.    Faktor Pembentuk Kelompok Sosial
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
1)      Kedekatan
v  Kedekatan geografis tempat tinggal
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal.
Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
v  Kedekatan geografis daerah asal
Ketika seseorang merantaumasih di daerah asal.
2)      Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain.
Kesamaan kesamaan yang dimaksud antara lain :
v  Kesamaan kepentingan
Dengan adanya dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini akan bekerja sama demi mencapai kepentingan yang sama tersebut.
v  Kesamaan keturunan
Sebuah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan keturunan biasanya orientasinya adalah untuk menyambung tali persaudaraan, sehingga masing-masing anggotanya akan saling berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk menjaga tali persaudaraan agar tidak terputus.
v  Kesamaan nasib
Dengan kesamaan nasib/ pekerjaan/ profesi, maka akan terbentuk kelompok sosial yang mewadahinya untuk meningkatkan taraf maupun kinerja masing-masing anggotanya.
D.    Proses pembentukan Kelompok
Pada dasarnya, pembentukan kelompok dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:
  1. Persepsi: Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
  2. Motivasi: Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk maju.
  3. Tujuan: Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
  4. Organisasi: Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
  5. Independensi: Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
  6. Interaksi: Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.
E.     Klasifikasi Kelompok Sosial
1. Klasifikasi Berdasarkan Cara Terbentuknya
  1. Kelompok semu, yaitu: kelompok yang terbentuk secara spontan   
Ciri-ciri kelompok semu :
ü  Tidak direncanakan
ü  Tidak terorganisir
ü  Tidak ada interaksi secara terus menerus
ü  Tidak ada kesadaran berkelompok
ü  Kehadiranya tidak konstan
Kelompok semu dibagi menjadi tiga yakni crowd (kerumunan), publik dan massa.
                       I.      Crowd (kerumunan), dibagi menjadi :
a.       Formal audiency / pendengar formal
Contoh: orang-orang mendengarkan khotbah, Orang-orang nonton di bioskop
b.      Inconvenient Causal Crowds  adalah: Kerumunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama, contoh : orang antri tiket kereta api.
c.       Panic Causal Crowds adalah kerumunan yang terjadi karena suasana panik.
Contoh: Kerumunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.
d.      Spectator Causal Crowds adalah kerumunan orang yang terbentuk karena ingin menyaksikan peristiwa tertentu.
 Contoh: Kerumunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
e.       Lawless Crowds adalah  kerumunan yang tidak tunduk pada pemerintah, contoh : aksi demo.
f.       Immoral low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak bermoral, contoh : kerumunan orang yang minum-minuman keras.
                    II.      Massa
Massa merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan. Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.
                   III.     Publik,
            Publik adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan massa, perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv, surat kabar, jejaring sosial dan lain-lain.
  1. Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.
                     I.        Kelompok Statistical Group
Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
                   II.        Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
            Kelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.
                III.        Kelompok sosial / social groups
            Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
                IV.        Kelompok asosiasi / associational group
            Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal (kepengurusan).
Ciri-cirh kelompok asosiasi :
1.      Direncanakan
2.       Terorganisir
3.      Ada interaksi terus menerus
4.      Ada kesadaran kelompok
5.      Kehadirannya konstan
2. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Solidaritas Antara anggota
Istilah ini dipopulerkan oleh seorang sosiolog yang bernama Emile Durkheim.
a.       Solidaritas Mekanik
Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal adanya pembagian kerja diantara para anggota kelompok.
b.      Solidaritas Organik
Solidaritas organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antar anggota.

3. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Erat Longgarnya Ikatan dalam Kelompok.
Klasifikasi ini diperkenalkan oleh Ferdinand Tonnies
a.       Gemeinschaft / paguyuban
            Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal.
Ferdinand Thonies membagi menajdi 3 bagian :
²  Gemeinschaff by blood: Paguyuban karena adanya ikatan darah.
Contoh : kerabat, klien
²  Gemeinschaft of place: Paguyuban karena tempat tinggal berdekatan.
²  Gemeinschaft of mind: Paguyuban karena jiwa dan pikiran yang sama.
Contoh : kelompok pengajian, kelompok mahzab (Sekte)
b.      Gesselschaft / patembayan
Merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.
4. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Indentifikasi Diri
a.       In-Group
In group : suatu perasaan perikatan antara satu orang dengan orang lain dalam suatu kelompok sosial tertentu. Perasaan tersebut sangat kuat sehingga membentuk suatu perilaku – perilaku sosial tertentu seperti : Solidaritas, kesediaan berkorban, kerja sama, konformitas, obediance, dll.
b.      Out-Group
Out group : Out-side feeling, seseorang merasa bukan bagian dari kehidupan kelompok. Out-group feeling selalu ditandai munculnya perilaku antogonistik dan antipati. Sehingga muncul gejala prejudiace, paranoid, etnocentristic, non koperatif, lalai, dan sebagainya.
5. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Kualitas Hubungan diantara Para Anggotanya.
a.       Kelompok Primer
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan bersifat informal. Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan.
b.      Kelompok Sekunder
Kelompok Sekunder adalah kelompok sosial yang terbentuk karena Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat. Contoh : sekolah, PGRI
6. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Pencapaian Tujuan
a.       Kelompok Formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Contoh : Parpol, lembaga pendidikan
b.      Kelompok Informal.
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.Contoh : anggota OSIS
Kita sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Salah satu bentuk kerja sama kita dengan orang lain yaitu dengan membentuk kelompok sosial. Dalam sebuah kelompok sosial dapat membantu kita untuk mempermudah menyelesaikan suatu urusan, tugas atau  tujuan dengan cara bekerja sama.
Pekerjaan yang terasa sulit kita kerjakan sendiri akan menjadi lebih mudah jika dikerjakan secara berkelompok sebab dalam suatu anggota kelompok , setiap anggota mempunyai keahlian khusus di bidangnya masing-masing, sehinga terjadilah pembagian tugas dan spesifikasi kerja yang membuat hasil dari pekerjaan tersebut menjadi maksimal.